Sabtu, 19 Oktober 2013

Kematian Para Murid Tuhan Yesus

Kematian Murid-murid Yesus

Para Martir Rasul Kristus

 

Pada umumnya umat Kristen hanya tahu kematian murid Jesus yang bernama Judas Iskariot Mat 27:5 yaitu dengan cara menggantung diri. Kemudian dimana Yudas Iskariot menggantung diri Mat 27:7-8.
Bagaimana sebenarnya akhir hayat atau akhir dari kehidupan murid-murid Jesus yang 11 lagi dan bagaimana kematian Rasul Matias pengganti Yudas, dan bagaimana kematian Rasul-rasul lainnya yang ada di Perjanjian Baru? Apakah mereka meniggal setelah sakit dimasa tuanya. Atau apakah mereka mati dengan dielu-elukan, dihormati sebagai seorang tokoh ulama/keagamaan atau mati dengan upacara kerajaan. Atau juga mati dengan upacara kehormatan adat Jahudi, atau mati “saur matua” seperti adat dari suku Batak. Kemudian setelah mati martir bagaimana dengan makam atau kuburannya apakah ada yang ziarah ?.
Penulis berpikir jika memang harus mati “martir” seperti murid-murid Yesus, kemungkinan besar tidak banyak orang tua yang akan merelakan anaknya menjadi Pelayan Allah/Gereja (Pendeta, Pastor, Diaken). Demikian juga tidak ada orang yang mau menjadi Sintua, Penatua atau Pelayan Part Time di Rumah Allah.
Kalau memang memilih pasti orangtua atau kita sendiri lebih baik masuk Polisi atau Tentara atau Pegawai Negeri karena kalau mati membela negara pasti masuk Taman Makam Pahlawan, Kenaikan pangkat, dan gaji yang sama pada saat bertugas.
Kematian Rasul Allah atau murid-murid Jesus sangat tragis dan sangat menyayat hati. Mereka semua mati martir di dalam mempertahankan keyakinannya kepada Yesus. Sehelai rambutpun tidak pernah terlintas di dalam pikiran mereka untuk mengingkari Yesus. Bahkan ada yang mati sambil berkotbah, dan ada pula yang mati dengan membawa jiwa baru di dalam kematiannya.
Rasul Yakobus adalah Rasul pertama dari 12 Rasul yang menjadi martir. Kisah Rasul Yakobus menjadi martir dituliskan di Kisah Para Rasul 12:2. Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M oleh perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal yang dikatakan Yesus sebelumnya tentang ia dan saudaranya Rasul Yohanes (Markus 10:39).
Hanya Rasul Yohanes yang luput dari mati martir. Tetapi penderitaan Yohanes sangat memilukan. Yohanes sudah diputuskan untuk hukuman mati, tetapi hanya berkat pengasihan Allah saja Yohanes selamat dari maut. Allah masih memakai Yohanes dalam pelayananNYA, meskipun sudah digoreng diatas minyak yang mendidih, Yohannes tidak jadi mati martir, dan akhirnya dia dilepas dan kemudian dibuang ke pulau Patmos. Disinilah Yohanes menghabiskan masa tuanya dengan tenang serta menyelesaikan penulisan kitab yang ada di dalam Perjanjian Baru. Memang murid-murid Yesus pernah menganggap bahwa Rasul Yohanes sebagai murid yang dikasihi Yesus, tidak akan pernah mati sampai kepada kedatangan Yesus yang kedua kali. Yohanes 21:23
Berikut kisah tragis kematian dari murid-murid Jesus (kecuali Yudas Iskariot karena telah berhianat), kiranya semakin menguatkan iman kita dalam bersaksi tentang Kerajaan Allah.

1.    Simon Petrus.

     Rasul Petrus di salib dengan kepala di bawah. “Satu-satunya kisah yang dimiliki tentang kemartiran Rasul Petrus berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18), Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan diri dari kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, “Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Kristus menjawab, “Saya datang untuk disalibkan lagi.” Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran. Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.

 2.   Andreas.
Illustrasi Penyaliban Andreas
      Rasul Andreas mati di salib seperti Petrus, tetapi dengan salib berbentuk X.   Dia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Edessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk X, yang kemudian dikenal sebagai Salib Santo Andreas. Sebelum meninggal, ia di siksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yg turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah di ucapkan oleh Andreas sebelum meninggal dunia : “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa turut merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti YESUS”. Bahkan pada saat ia disiksapun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, dua hari sebelum ajalnya tiba. Berkhotbah sambil dihukum cambuk.
3.    Yakobus, saudara Yesus dan penulis surat Yakobus.
     Ia tampaknya menjadi pemimpin gereja di Yerusalem (lihat Kisah Para Rasul12:27; 15:13-29; 21:18-24). Waktu dan cara kematiannya, yang tepat, tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun 66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu. Namun Hegesippus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3 Eusebius, berkata bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah. Versi tentang kematiannya lebih lanjut menyatakan bahwa ia tidak mati setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul dengan pentung yang lebih padat, yang mungkin adalah pentung yang digunakan untuk memukul pakaian, atau pukul besi yang digunakan oleh tukang besi.
4.    Yohanes, murid yang dikasihi Yesus.
Dikatakan ia ditangkap di Efesus dan dibawa ke Roma tempat ia dilemparkan ke dalam tempat penggorengan yang diisi minyak yang mendidih, tetapi tidak melukainya. Allah masih memakainya untuk menyelesaikan pelayananNya, dan Allah menunjukkan kekuasaanNya. Akibatnya ia dilepaskan dan dibuang oleh Kaisar Domitian ke Pulau Patmos, tempat ia menulis Kitab Wahyu. Setelah dilepaskan dari Patmos ia kembali ke Efesus, tempat ia meninggal sekitar tahun 98 M. Ia satu-satunya rasul yang tidak mengalami kematian yang mengerikan.
5.    Filipus.
Rasul Filipus martir tepat setelah 10 tahun kematian Rasul Yakobus, pada tahun 54 M. Rasul Filipus dikatakan telah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.
6.    Bartolomeus.
Rasul Bartolomeus yang disebut juga sebagai Natanael ia menjadi misionaris di beberapa negara di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki.  Kemudian menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa India Timur dan mengajarkannya di negara itu. Bangsa kafir dengan kejam memukuli dan menyalibkannya Armenia.
7.    Tomas.
Rasul Tomas memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam nyala api oven. 
8.    Matius.
Rasul Matius menjadi martir, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Ethiopia.
9.    Yakobus anak Zebedeus, kakak rasul Yohanes.
Rasul Yakobus adalah murid yang pertama dipanggil YESUS, ia dipenggal kepalanya di Yerussalem.
Ia adalah rasul pertama yang menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah Para Rasul 12:2). Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M atas perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal yang diramalkan Yesus tentang ia dan saudaranya Yohanes (Markus 10:39).
Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus dibawa menuju tempat eksekusinya, keberaniannya yang luar biasa menimbulkan kesan yang mendalam pada satu orang yang menangkapnya sehingga ia jatuh bertelut di depan rasul itu, meminta ampun kepadanya, dan mengaku bahwa ia adalah orang Kristen juga. Ia berkata bahwa Yakobus jangan mati sendiri akibatnya mereka berdua dipenggal kepalanya.
 
10.   Tadeus alias Yudas saudara Yakobus
Ia disalibkan di Edessa, kota kuno Mesopotamia, sekitar tahun 72 M, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari YESUS. 
11.   Simon orang Zelot.
Simon Orang Zelot, menginjil di daerah Mauritania, Africa, dan juga di Britania, dimana akhirnya dia disalib pada tahun 74 M, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari YESUS. 
12.   Matias, Rasul pengganti Yudas Iskariot.
Hampir tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Tetapi dikatakan bahwa ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian dipancung, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari YESUS.

Marilah kita kuatkan iman kita dengan perkataan Yesus ini:
Yoh 14:6      Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.  Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yoh 8:40      Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku;  Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah;  pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Lukas 12:8   “Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.”
Flp 4:20       Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
St. JEB

Jumat, 18 Oktober 2013

ANDREAS, SALAH SATU DARI MURID-MURID YESUS YANG PERTAMA


ANDREAS, SALAH SATU DARI MURID-MURID YESUS YANG PERTAMA


Jika engkau mengaku dengan dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata, “Siapa saja yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Tuhan yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang dan murah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, “siapa saja yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata, “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Apakah mereka tidak mendengarnya? Justru mereka telah mendengarnya, “Suara mereka sampai ke seluruh dunia dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi” (Rm 10:9-18).
Bacaan Injil: Mat 4:18-22  
Pada hari ini kita merayakan Pesta Santo Andreas, Rasul dan saudara  dari Santo Petrus. Ia adalah salah seorang dari kedua belas rasul Kristus. Bahkan selagi masih bekerja sebagai seorang nelayan, Andreas sudah mempunyai kerinduan akan Allah. Dia bergabung sebagai salah seorang murid Yohanes Pembaptis, kemudian gurunya itu mengarahkan Andreas untuk bergabung dengan sang Guru, yaitu Yesus. Andreas menjadi dua orang murid pertama dari Yesus. Kisah bagaimana Andreas mengikuti Yesus yang dipaparkan oleh Yohanes sungguh indah (lihat Yoh 1:35-42). Bersama seorang murid lain, Andreas hanya tinggal satu hari saja dengan Yesus, namun hatinya langsung merasa mantap dan dia pun yakin bahwa Yesus adalah Kristus. Langsung saja dia menemui Simon Petrus, saudaranya, dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)”. Ia pun membawa Simon Petrus kepada Yesus (lihat Yoh 1:42). 
Dari Injil Yohanes itu kita melihat, bahwa Andreas menanggapi panggilan Allah dengan penuh semangat. Dengan cepat dia syering kabar baik yang sudah diterimanya kepada orang-orang lain, dimulai dengan saudara laki-lakinya sendiri, Simon Petrus. Pertemuan Andreas dengan Yesus baru saja terjadi dan untuk waktu yang cukup singkat, namun kita melihat bahwa dia sudah dipenuhi dengan semangat apostolik. Hal ini terbukti setelah hari Pentakosta Kristiani yang pertama: Andreas mengabdikan hidupnya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Injil itu. 
Andreas menyaksikan Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, mengalahkan roh-roh jahat dengan kata-kata-Nya yang penuh kuasa, dan Dia juga mengampuni dosa-dosa. Dia melihat Yesus melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan, membangkitan Lazarus yang sudah mati beberapa hari, dan banyak lagi mukjizat dan tanda heran yang dibuat oleh-Nya. Akhirnya Andreas bertemu dengan Yesus yang sudah bangkit dari alam maut, berdiri di hadapannya – hidup oleh kuasa Roh Kudus. Roh Kudus inilah – yang setelah hari Pentakosta Kristiani yang pertama – yang membuat hatinya berkobar-kobar sehingga tidak dapat ditahan lagi. Didorong sangat oleh Roh Kudus itu, Andreas melakukan perjalanan misinya ke tempat-tempat yang jauh untuk mewartakan bahwa “Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat semua orang”. Dia melakukan pewartaan Injil di Rusia bagian selatan dan sepanjang pantai Laut Hitam dan di Byzantium (Istambul sekarang). Seturut “Amanat Agung” (Great Commission) dari Yesus sendiri (lihat Mat 28:19-20), Santo Andreas yakin sekali bahwa apa yang telah dilakukan Yesus di Galilea, Yerusalem dan tempat-tempat lain di Israel semasa hidup-Nya, harus juga dilakukan oleh para rasul/murid-Nya di/ke seluruh dunia oleh kuasa Roh Kudus. 
Andreas tahu bahwa evangelisasi bukanlah sekadar meyakinkan orang-orang tentang kebenaran berbagai proposisi teologis, melainkan juga menyatakan kemuliaan Kristus lewat tindakan penyembuhan atas orang-orang sakit, pelepasan orang-orang yang dirasuki/dipengaruhi roh-roh jahat, mengampuni musuh-musuh kita, mengasihi setiap orang dengan kasih Kristus sendiri, dlsb. Oleh karena itu marilah kita menanggapi panggilan Allah bagi kita masing-masing, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Andreas dalam hidupnya, dan marilah kita memberitakan sabda Allah kepada dunia di sekeliling kita.